Skip to main content

Rp.1000 DAN Rp.100.000

Seorang kawan saya telah menulis cerita di Facebook tentang dua lembar uang kertas yang bisa berbicara dan  bercakap-cakap. Awalnya sih terkesan ini hanya guyon, akan tetapi lama-lama setelah kita resapi lebih jauh, cerita ini memiliki pesan moral yang sangat mendidik. Mau tahu bagaimanakah percakapan antara dua lembar uang kertas itu...?? simak cerita selengkapnya di bawah ini ...





Rp.1000 DAN Rp.100.000
----- ----- ----- ----- ----- ----- ----- --
Uang Rp.1000 dan Rp 100.000 sama-sama terbuat dari kertas, sama-sama dicetak dan diedarkan oleh dan dari Bank Indonesia. Pada saat bersamaan mereka keluar dan berpisah dari Bank dan beredar di masyarakat. Empat bulan kemudian mereka bertemu lagi secara tidak sengaja di dlm dompet seorang pemuda. Kemudian di antara kedua uang tsb terjadilah percakapan, yang transkripnya seperti berikut :

Rp.100.000 : "Kenapa badan kamu begitu lusuh, kotor dan bau amis...?"

Rp.1000    : "Karena aku begitu keluar dari Bank langsung berada di tangan orang-orang bawahan, dari tukang becak, tukang sayur, penjual ikan dan di tangan pengemis." kalau kamu… "Kenapa kamu kelihatan begitu baru, rapi dan masih bersih?

   Rp.100.000   : "Karena begitu aku keluar dari Bank, langsung disambut perempuan cantik dan beredarnya pun di restauran mahal, di mall dan jg hotel2 berbintang serta keberadaanku selalu dijaga dan jarang keluar dari dompet."

   Rp.1000        :  "Pernahkah engkau mampir di tempat ibadah? "

   Rp. 100.000  :  "Belum pernah."

   Rp.1000.     : "Ketahuilah bahwa walaupun keadaanku sprt ini adanya, setiap Jum'at aku selalu mampir di Mesjid-mesjid, dan di tangan anak-anak yatim, bahkan aku selalu bersyukur kepada Tuhan. Aku tdk dipandang manusia bukan karena sebuah nilai tapi karena manfaat..."

Akhirnya menangislah Rp.100.000 karena merasa besar, hebat, tinggi tapi tidak banyak memberi manfaat bagi orang-orang disekitarnya. Jadi bukan seberapa besar penghasilan Anda, tapi seberapa besar manfaat penghasilan Anda itu untuk kepentingan masyarakat banyak. Karena kekayaan bukanlah untuk kesombongan. Semoga kita termasuk golongan orang-orang yg selalu mensyukuri Anugerah dan memberi manfaat untuk semesta alam serta dijauhkan dari sifat sombong.
Amiin.

Begitulah cerita dari kawan saya Benny Ajie, Saya merasa cerita ini sangat bermanfaat bagi kita semua, dimana dalam cerita ini terkandung filosofi yang amat mendasar dari cara kita memandang dan menjalankan hidup dan kehidupan di dunia ini. Tulisan kawan saya di  dinding facebook itu, kemudian saya kemas kembali dalam bentuk yang lebih simple agar mudah dipahami, tanpa mengurangi ide kreatif dari kawan saya tadi, meskipun sebenarnya saya tidak tahu darimana kawan saya tadi dapat ide secemerlang itu (biasanya kan ga pernah..hehehe... becanda koq jie!!) namun rasanya tidak ada salahnya saya bagi-bagikan kepada "khalayak umum" melalui blog saya ini. Karena pada prinsipnya, di dalam ajaran agama Islam, Ilmu yang bermanfaat itu WAJIB disebar-luaskan agar mendatangkan pahala yang selalu mengalir sampai akhirat nanti. Semoga Bermanfaat, Fastabiqul Khairat.

Comments

Berkomentarlah kawan...karena berkomentar itu lebih baik daripada tidak berkomentar. Tidak selamanya "DIAM itu EMAS" karena eMAS aja sekarang SERING berkoar-koar koq (eMAS Parjo, eMas Deden, eMAS SA SIE??) hehehe...
Unknown said…
He. .bsa aja ni crita, , cerminan manusia skrg. .

Popular posts from this blog

Cara memperbaiki postingan blog tampil ganda (posting ada 2)

Salam jumpa... sobat jaksa Masih ingat tulisan/postingan saya yang ini :  Postingan Ganda di blog ini...Somebody help me please...!?? (lihat posting tanggal 09 may 2012). Nah di situ saya merasakan kegalauan yang teramat sangat mengkhawatirkan...(hehe..galau??). kenapa jadi galau?? yah..karena sangat mengganggu tampilan blog dan juga tidak bisa melakukan edit html template atau ganti-ganti tamplate sesuai keinginan karena ada pesan eror/galat...(hanya bisa dipasang template baru model dinamis bawaan blogspot, yang menurut saya tidak memungkinkan edit html-nya) Yup, itu permasalahan yang dulu saya hadapi. tapi itu dulu..hehe.. Setelah cari cara sana-sini..browsing kemana-mana di belantara internet ini..akhirnya saya temukan sebuah solusi untuk mengatasi hal tersebut. Mau tau solusinya?? mungkin untuk sobat jaksa yang lagi atau sedang mengalami permasalahan seperti saya dulu, bisa ikuti cara ini :

Lawan dengan cara Positif

Hai Sobat Jaksa... Pernahkah sobat merasa dibenci hingga dimusuhi orang lain? walaupun kadang kita tidak merasa punya salah, namun ada saja yang membenci dan memusuhi kita tanpa sebab yang jelas. hmmm... kalau kita berpikir secara positif, mungkin kita bisa mengambil keuntungan dari situasi tersebut tanpa harus menyakiti diri kita sendiri. 1. MOTIVATOR Pada saat orang lain membenci dan memusuhi kita, biasanya mereka akan mencemooh, mencaci, menghujat dan membuat serta menyebarkan berita yang jelek-jelek dari diri kita kepada pihak-pihak tertentu, terlepas berita yang mereka sampaikan itu benar atau tidak...hmmm di sini sebenarnya ada sisi positif yang menguntungkan buat kita, yaitu kita bisa membangun pribadi yang lebih baik, memperkuat diri dengan bersikap menjadi orang yang lebih baik dari yang mereka beritakan, semakin hebat mereka membuat kita buruk dalam pandangan orang lain, semakin hebat pula usaha kita menyempurnakan kepribadian kita dan ketika pihak lain melihat bahwa a

Keadilan Restoratif

Keadilan Restoratif   ("reparatif keadilan") "Penciptaan perdamaian berfokus pada pemeliharaan hubungan. Jika orang memperlakukan satu sama lain dengan hormat dan orang menerima tanggung jawab mereka, hal-hal bergerak ke arah perasaan harmoni, dan keadilan benar-benar telah dilakukan.  Jika keadilan terjadi dalam sistem permusuhan tampaknya terjadi oleh kecelakaan.  Sistem permusuhan bergantung pada siapa yang memiliki pengacara terbaik, yang memahami teknis ... " "Restorative Justice: Perdamaian Mengintegrasikan ke Amerika modern" Oleh Adam Mendelowitz (5 Januari 2008). Di negara-negara maju, sistem hukum yang mengarah kepada keadilan restoratif sudah lama diterapkan. Hal ini menggugah intuisi saya untuk menulis sedikit ulasan mengenai prinsip dasar dari keadilan restoratif yang sudah sangat populer di negara-negara maju (negara-negara Eropa atau Amerika), mengingat sudah semakin banyaknya perkara-perkara pidana yang berkaitan deng